Di hampir semua akun media sosial gua dituliskan "Delegasi Tuhan dalam mencari peran kehidupan." Karena memang itu yang saat ini gua yakini dalam kehidupan gua. Entah dimana, kapan, dan untuk apa gua diciptakan pasti ada tujuan tertentu. Bukankah kita ada di muka bumi ini jika tanpa tujuan dan sebab?Bukan sekedar "ada" dalam konteks-hidup dan bergerak-namun lebih jauh lagi ada pesan yang harus disampaikan dan disebarluaskan melalui pementasan panggung terbesar di jagat raya ini yang kita sebut sebagai bumi.
Pesan tersebutlah yang akan menyampaikan kita pada tujuan yang diinginkan oleh sang Maha Ada yang meniadakan wujud-Nya bagi mereka yang tidak merasakan dan memahami-Nya (termasuk gua di dalamnya), karena di beberapa fase hidup gua ada yang namanya "kekosongan iman" nah ini adalah di mana gua melakukan apa yang gua "mau" bukan apa yang memang "harus." Dan sudah beberapa kali gua lakukan sampai akhirnya gua sadar, hidup ini bukan hanya sekedar "mau" tapi juga "harus." Karena Allah sudah memberikan HAK sekaligus dengan KEWAJIBAN-Nya. Tak tertawar dan tak terbantah, ingin hak-hak kita terpenuhi? Maka jalankan kewajiban-kewajiban-Nya pula tanpa ada yang diingkari.
Sudah beberapa peran dijalani dan dihayati, namun masih saja tak menemukan ujung dari apa yang dicari. Yang ada dirasa kurang, yang tiada dicari-cari begitu terus sampai mungkin maut menjemput (mati).
Merasa puas bisa menjadi baik begitupun merasa tidak puas bisa pula menjadi baik. Karena ada kalanya hitam yang dicari sebagaimana putih dicari-cari.
Merasa puas bisa menjadi baik begitupun merasa tidak puas bisa pula menjadi baik. Karena ada kalanya hitam yang dicari sebagaimana putih dicari-cari.
Peran dalam KBBI adalah pemain sandiwara atau perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat.
Sejalan dengan film maupun novel Dunia sophie (tapi gua baru nonton filmnya aja), di situ digambarkan bahwasannya hidup ini ada yg menuliskannya laksana dalam sebuah karangan cerita novel, yang kita dapat berfikir dan bergerak semau kita namun tetap dalam rel dan alur cerita yang sudah ditentukan dan sesuai peranan yang diberikan. Jadi bagaimanapun akhir ceritanya nanti ya tergantung dari si empunya tulisan itu happy ending atau sad ending kah. Dan di sinilah pandangan gua terhadap penggambaran takdir dalam islam, jika sudah terjadi. Sedangkan Qodo' (ketetapan) dalam cerita hidup kita, ya hanya sang Penulis Cerita yang mengetahui.
Lalu peran hidup seperti apa yang dituangkan dalam cerita hidup kita? Dan apa tujuan dari peran tersebut? Inilah rahasia kecil Sang Pencipta yang harus dipecahkan dengan berbekal kode-kode yang telah disingkap sedikit demi sedikit dan perlahan oleh-Nya. Tanpa disadari tulisan ini pun bagian dari cerita yang akhirnya terceritakan, hahaha entah bagaimana karena ketika sudah kun, ya fayakun (Terjadi maka terjadilah).
Tapi bukan berarti gua penganut Jabariyah yang dengan pahamnya “segala sesuatunya itu dari Allah baik yang belum terjadi maupun yang sudah terjadi secara mutlak”. Bukan pula Qadariyah yang kebalikan dari paham Jabariyah.
Karena gua percaya ada media untuk berdialog dengan Sang Penulis Cerita yang sudah dibuatkan-Nya. Adalah solat maupun doa merupakan jembatan untuk menemui-Nya dan mempertanyakan UNTUK APA AKU ADA?
*kritik dan saran sangat dibutuhkan karena kebenaran dan keyakinan gua bisa saja terdapat kekeliruan, dan gua tidak akan menutup pintu kebenaran yang terbuka dari hati-hati yang tulus untuk mau meluruskan.
0 komentar:
Post a Comment